A.
Ruang Lingkup Pendidikan
Manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial manusia dalam berinteraksi sosial akan selalu dihadapkan aturan-aturan,
norma-norma dan lain-lain. Ruang lingkup interaksi sosial dari manusia (peserta
didik) pada dasarnya ada 3 (tiga) tempat yaitu:
1.
Ruang
lingkup Pendidikan In formal (keluarga);
2.
Ruang
lingkup Pendikan Formal (sekolah);
3.
Ruang
lingkup Peendidikan Non Formal (masyarakat/ pergaulan)
Ruang lingkup keluarga yang dikenal dengan ruang lingkup pendidikan in
formal sebenarnya adalah ruang lingkup pendidikan yang sifatnya sangat
fundamental. Fundamental dalam arti bahwa pendidikan yang diterima oleh manusia
pada awalnya berasal dari keluarga. Selain tempat di mana manusia mendapatkan
pendidikan awal, lingkungan keluarga juga waktunya sangat panjang dibanding
dengan pendidikan Formal dan Non Formal.
Seperti yang kita ketahui, pada lingkungan keluarga sejak kecil sudah
ditanamkan norma-norma, aturan dan lain-lain yang kita kenal dengan istilah
tata krama. Tata krama pada dasarnya adalah kebiasaan adat sopan santun yang
telah disepakati bersama. Kita sebagai orang timur sopan santun merupakan suatu
hal yang perlu sekali kita pegang teguh dalam berinteraksi sosial baik dalam
keluarga maupun masyarakat secara luas. Sikap, tingkah laku, tutur ucapan atau
sopan santun seseorang dalam pergaulan adalah merupakan cermin dari bagaimana
keluarga menanamkan sopan santun dalam keluarga orang tersebut. Dengan kata
lain baik buruknya peringai seseorang adalah cermin dari didikan keluarganya.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka para peserta didik dalam bersikap,
bertingkah laku dan bertutur kata harusnya selalu memegang teguh nilai-nilai
sopan santun. Karena peserta didik yang sopan santun merupakan perwujudan budi pekerti
luhur yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan dari keluarganya dan juga
orang-orang di sekitarnya misalnya antara lain: Bapak/ ibu guru, para pemuka agama dan masyarakat umum
serta mungkin tulisan-tulisan dan hasil
karya orang-orang bijak.
B.
Sopan santun
dalam keluarga
Ruang lingkup keluarga merupakan ruang lingkup pendidikan yang sifatnya
sangat mendasar, hal yang sangat perlu kita perhatikan adalah kita harus selalu
senantiasa berbakti pada kedua orang tua.
Sebagai umat beragama, kita semua wajib untuk
menghormati kedua orang tua, yaitu dengan berbakti, mentaati perintahnya dan
berbuat baik kepada keluarga. Bentuk bakti kita pada kedua orang tua antara
lain: menyayangi dan mencintai orang tua, bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati
perintah, meringankan beban orang tua, serta menyantuni mereka jika sudah tua
dan tidak mampu lagi berusaha.
Pada dasarnya berbakti pada orang tua adalah suatu
sikap atau tindakan yang berusaha memenuhi harapan orang tua. Peserta didik
selaku anak haruslah berusaha berbakti kepada kedua orang tua. Karena dengan
berbakti kepada orang secara tidak langsung akan mengarahkan peserta didik ke
arah kesuksesan. Jika kita selaku anak berbakti pada orang tua maka orang tua
akan semakin senang dan bangga dengan kita, dan rasa senang tersebut akan
membuat orangtua kita mendoakan secara ikhlas. Dengan doa yang ikhlas dari
orang tua kemungkinan besar segala keinginan dan harapan kita akan tercapai.
Bentuk bakti
kita pada orang tua dapat kita wujudkan dengan sikap dan tingkah lalu yang
sopan dan santun antara lain:
1.
Berusahakan semua yang kita lakukan
membuat mereka senang dan gembira.
2.
Menghadapi kedua orang tua dengan
ramah dan ceria.
3.
Berbicaralah pada kedua oarng tua dengan
lemah lembut.
4.
Jika dipanggil, memenuhi panggilan
orang tua dengan senang hati.
5.
Memperlakukan kedua orang tua dengan penuh rasa hormat.
6.
Jika sedang makan bersama, biarlah
orang tua makan atau minum terlebih dahulu
7.
Jika kedua orang tua memerlukan
bantuan, segerah membantu dengan senang hati
8.
Jika kedua orang tua melakukan
kesalahan atau kekhilafan maka ingatkanlah dengan cara-cara yang santun, jangan
membuat mereka sakit hati atau tersinggung
9.
Dan lain-lain
Selain sikap dan tingkah laku yang
sopan dan santun sebagai cerminan anak yang berbakti pada orang tua ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh anak sehubungan dengan posisinya
dalam herarkhi keluarga. Sikap dan tingkah laku tersebut sesuai dengan posisi
anak dalam herarkhi keluarga antara lain sebagai berikut:
1.
Jika
anda sebagai anak yang pertama (sulung):
a.
Menyayangi
adik-adiknya
b.
Memberi
teladan yang baik pada adik-adiknya
c.
Memberikan
peringatan atau nasehat pada adiknya yang melakukan kesalahan dengan cara yang
baik
d.
Memberi
bantuan atau menolong adiknya jika diperlukan atau dipandang perlu
e.
Dan
lain-lain
2.
Jika
anda sebagai anak bungsu:
a.
Menghormati
kakak-kakaknya
b.
Taat
pada nasehat kakaknya selama nasehat tersebut demi kebaikan
c.
Tidak
tersinggung diperingatkan kakaknya jika
melakukan suatu kesalahan
d.
Minta
bantuan pada hal-hal tertentu pada kakaknya
e.
Dan
lain-lain
Peserta
didik sebagai seorang anak jika dalam lingkungan keluarga dididik dengan baik
maka dapat dipastikan anak tersebut juga akan memiliki sikap dan perilaku yang
baik dalam pergaulan. Sebaliknya jika dalam didikan yang kurang bagus maka anak
tersebut kadang sering melakukan suatu tindakan yang kurang bagus pula dalam pergaulannya
Tindakan-tindakan yang kurang bagus tersebut sebenarnya dapat dihindari jika orang
tua selaku pemegang kendali pendidikan informal mendidik anaknya dengan baik,
didukung oleh peserta didik selaku anak. Beberapa contoh fenomena hasil didikan
orang tua misalnya sebagai berikut:
a.
Ali seorang anak bungsu yang sudah terbiasa
menghargai dan menghormati kakaknya dalam lingkungan keluarga maka kemungkinan
kecil anak tersebut dalam berinteraksi sosial akan menunjukkan sikap meremehkan
orang lain.
b.
Iwan seorang anak satu-satunya anak
laki-laki dari 4 (empat) bersaudara sehingga cenderung mendapatkan perlakuan
istimewa dalam lingkungan keluarga, maka tidak tidak menutup kemungkinan pada
diri Iwan tersebut akan muncul sifat atau perilaku yang kurang baik dalam
berinteraksi sosial misalnya Iwan akan menjadi sosok yang egois, ingin menang
sendiri, mudah tersinggung, usil dan lain-lain
C.
Sopan santun
dalam Masyarakat (sekolah)
Pola didik
anak dalam keluarga biasanya akan tercermin dalam pola-pola interaksi sorang
anak. Seseorang yang mendapatkan pola didik yang bagus biasanya dalam
berinteraksi sosialpun juga akan bagus, akan terlihat sopan, santun dan
memiliki tata krama yang baik. Sehingga dipandang pentingnya akhlak tidak
terbatas pada perorangan saja, tetapi penting untuk bertetangga, masyarakat,
umat dan kemanusiaan seluruhnya. Di antaranya akhlak terhadap tetangga dan
masyarakat adalah saling tolong menolong, saling menghormati, persaudaraan,
pemurah, penyantun, menepati janji, berkata sopan dan berlaku adil.
Khusus untuk
seorang peserta didik maka dalam berinteraksi sosial di sekolah secara umum dan
lingkungan kelas secara khusus haruslah memegang teguh norma-norma yang sudah
ditanamkan dari keluarga masing-masing selain juga harus patuh dan taat pada
aturan atau tata tertib sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
pastilah memiliki aturan-aturan yang dicanangkan dalam bentuk tata tertib.
Sekolah akan mengatur semua kegiatan dari awal masuk sampai pulang sekolah.
Seorang siswa yang baik akan selalu memahami dan menerapkan tata tertib
sekolah. Dengan selalu mengindahkan tata tertib maka seorang peserta didik akan
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas maupun kegiatan pendidikan di
sekolah dengan perasaan aman dan nyaman. Dengan perasaan aman dan nyaman
tersebut maka peserta didik dapat fokus atau konsenterasi dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Sebaliknya jika seorang peserta didik jika sering
melanggar tata tertib maka akan sangat mempengaruhi daya konsenterasi dalam
mengikuti pembelajaran. Karena perasaannya akan tidak tenang, tidak nyaman, selalu was-was dll.
Cerita
Mela lahir
di lingkungan keluarga berpendidikan dan religius. Ayahnya selain seorang guru
juga mengelola pondok pesantren yang didirikan oleh nenek Mela. Sementara
ibunya adalah guru mengaji (ustadzah) di pondok pesantren yang dikelola oleh
ayah Mela. Sejak kecil Mela sudah terbiasa hidup dalam didikan keluarga yang
sangat disiplin baik dalam hal tata krama maupun dalam hal ibadah. Dalam
keluarga Mela yang lahir sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara terlihat sangat sopan, santun, taat dan patuh pada orang tua. Mela juga sangat menghargai dan menghormati
kakaknya satu sisi sangat menyayangi adiknya.
Di sekolah
Mela termasuk anak yang disenangi teman-temannya dalam pergaulan. Mela sangat
disenangi teman-temannya karena selain pandai dalam bidang akademis juga
memiliki pribadi yang menyenangkan. Sebagai orang yang pandai dalam akademis,
Mela tidak sombong. Tetapi sebaliknya dia dengan senang hati untuk berbagi ilmu
atau membantu teman-temannya yang secara akademis kurang mampu. Mela sering
membantu memberi penjelasan atau menerangkan materi pelajaran yang kurang bisa
dipahami oleh teman-temannya dalam kelas
pada jam kosong atau waktu istirahat.
Sebagai
seorang ketua kelas mela kategori sukses dalam mengkondisikan kelas baik pada
saat kegiatan pembelajaran maupun pada saat yang lain. Pada saat kegiatan
pembelajaran kelas Mela sangat kondusif, yang artinya semua teman-teman Mela
mengikuti pembelajaran dengan baik dan sungguh-sungguh. Demikian juga kalau ada
jam kosong tidak seperti kelas lain yang cenderung ramai, tapi kelas Mela tidak
ramai karena biasanya mela membantu menerangkan materi pelajaran yang sekiranya
teman-temannya belum faham.
0 komentar:
Posting Komentar