ALLAHHUAKBAR....ALLAHHUAKBAR....ALLAHHUAKBAR

BIMBINGAN DAN KONSELING

BIJAK BERPIKIRAN..BERUCAPAN..PERBUATAN..MENUMBUHKAN KEPRIBADIAN SEJATI

kursor

Toad Jumping Up and Down

bintang

Sabtu, 03 Oktober 2015

Sopan Santun Dalam Keluarga

A.    Ruang Lingkup Pendidikan
Manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dalam berinteraksi sosial  akan selalu dihadapkan aturan-aturan, norma-norma dan lain-lain. Ruang lingkup interaksi sosial dari manusia (peserta didik) pada dasarnya ada 3 (tiga) tempat yaitu:
1.      Ruang lingkup Pendidikan In formal (keluarga);
2.      Ruang lingkup Pendikan Formal (sekolah);
3.      Ruang lingkup Peendidikan Non Formal (masyarakat/ pergaulan)
Ruang lingkup keluarga yang dikenal dengan ruang lingkup pendidikan in formal sebenarnya adalah ruang lingkup pendidikan yang sifatnya sangat fundamental. Fundamental dalam arti bahwa pendidikan yang diterima oleh manusia pada awalnya berasal dari keluarga. Selain tempat di mana manusia mendapatkan pendidikan awal, lingkungan keluarga juga waktunya sangat panjang dibanding dengan pendidikan Formal dan Non Formal.
Seperti yang kita ketahui, pada lingkungan keluarga sejak kecil sudah ditanamkan norma-norma, aturan dan lain-lain yang kita kenal dengan istilah tata krama. Tata krama pada dasarnya adalah kebiasaan adat sopan santun yang telah disepakati bersama. Kita sebagai orang timur sopan santun merupakan suatu hal yang perlu sekali kita pegang teguh dalam berinteraksi sosial baik dalam keluarga maupun masyarakat secara luas. Sikap, tingkah laku, tutur ucapan atau sopan santun seseorang dalam pergaulan adalah merupakan cermin dari bagaimana keluarga menanamkan sopan santun dalam keluarga orang tersebut. Dengan kata lain baik buruknya peringai seseorang adalah cermin dari didikan keluarganya.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka para peserta didik dalam bersikap, bertingkah laku dan bertutur kata harusnya selalu memegang teguh nilai-nilai sopan santun. Karena peserta didik yang  sopan santun merupakan perwujudan budi pekerti luhur yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan dari keluarganya dan juga orang-orang di sekitarnya misalnya antara lain: Bapak/ ibu  guru, para pemuka agama dan masyarakat umum serta mungkin  tulisan-tulisan dan hasil karya orang-orang bijak.

B.     Sopan santun dalam keluarga
Ruang lingkup keluarga  merupakan ruang lingkup pendidikan yang sifatnya sangat mendasar, hal yang sangat perlu kita perhatikan adalah kita harus selalu senantiasa berbakti pada kedua orang tua.  
Sebagai umat beragama, kita semua wajib untuk menghormati kedua orang tua, yaitu dengan berbakti, mentaati perintahnya dan berbuat baik kepada keluarga. Bentuk bakti kita pada kedua orang tua antara lain: menyayangi dan mencintai orang tua,  bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban orang tua, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
Pada dasarnya berbakti pada orang tua adalah suatu sikap atau tindakan yang berusaha memenuhi harapan orang tua. Peserta didik selaku anak haruslah berusaha berbakti kepada kedua orang tua. Karena dengan berbakti kepada orang secara tidak langsung akan mengarahkan peserta didik ke arah kesuksesan. Jika kita selaku anak berbakti pada orang tua maka orang tua akan semakin senang dan bangga dengan kita, dan rasa senang tersebut akan membuat orangtua kita mendoakan secara ikhlas. Dengan doa yang ikhlas dari orang tua kemungkinan besar segala keinginan dan harapan kita akan tercapai.
Bentuk bakti kita pada orang tua dapat kita wujudkan dengan sikap dan tingkah lalu yang sopan dan santun antara lain:
1.      Berusahakan semua yang kita lakukan membuat mereka senang dan gembira.
2.      Menghadapi kedua orang tua dengan ramah dan ceria.
3.      Berbicaralah pada kedua oarng tua dengan lemah lembut.
4.      Jika dipanggil, memenuhi panggilan orang tua dengan senang hati.
5.      Memperlakukan  kedua orang tua dengan penuh rasa hormat.
6.      Jika sedang makan bersama, biarlah orang tua makan atau minum terlebih dahulu
7.      Jika kedua orang tua memerlukan bantuan, segerah membantu dengan senang hati
8.      Jika kedua orang tua melakukan kesalahan atau kekhilafan maka ingatkanlah dengan cara-cara yang santun, jangan membuat mereka sakit hati atau tersinggung
9.      Dan lain-lain
Selain sikap dan tingkah laku yang sopan dan santun sebagai cerminan anak yang berbakti pada orang tua ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh anak sehubungan dengan posisinya dalam herarkhi keluarga. Sikap dan tingkah laku tersebut sesuai dengan posisi anak dalam herarkhi keluarga antara lain sebagai berikut:
1.      Jika anda sebagai anak yang pertama (sulung):
a.       Menyayangi adik-adiknya
b.      Memberi teladan yang baik pada adik-adiknya
c.       Memberikan peringatan atau nasehat pada adiknya yang melakukan kesalahan dengan cara yang baik
d.      Memberi bantuan atau menolong adiknya jika diperlukan atau dipandang perlu
e.       Dan lain-lain
2.      Jika anda sebagai anak bungsu:
a.       Menghormati kakak-kakaknya
b.      Taat pada nasehat kakaknya selama nasehat tersebut demi kebaikan
c.       Tidak tersinggung  diperingatkan kakaknya jika melakukan suatu kesalahan
d.      Minta bantuan pada hal-hal tertentu pada kakaknya
e.       Dan lain-lain
Peserta didik sebagai seorang anak jika dalam lingkungan keluarga dididik dengan baik maka dapat dipastikan anak tersebut juga akan memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam pergaulan. Sebaliknya jika dalam didikan yang kurang bagus maka anak tersebut kadang sering melakukan suatu tindakan yang kurang bagus pula dalam pergaulannya Tindakan-tindakan yang kurang bagus tersebut sebenarnya dapat dihindari jika orang tua selaku pemegang kendali pendidikan informal mendidik anaknya dengan baik, didukung oleh peserta didik selaku anak. Beberapa contoh fenomena hasil didikan orang tua misalnya sebagai berikut:
a.        Ali seorang anak bungsu yang sudah terbiasa menghargai dan menghormati kakaknya dalam lingkungan keluarga maka kemungkinan kecil anak tersebut dalam berinteraksi sosial akan menunjukkan sikap meremehkan orang lain.
b.      Iwan seorang anak satu-satunya anak laki-laki dari 4 (empat) bersaudara sehingga cenderung mendapatkan perlakuan istimewa dalam lingkungan keluarga, maka tidak tidak menutup kemungkinan pada diri Iwan tersebut akan muncul sifat atau perilaku yang kurang baik dalam berinteraksi sosial misalnya Iwan akan menjadi sosok yang egois, ingin menang sendiri, mudah tersinggung, usil dan lain-lain

C.     Sopan santun dalam Masyarakat (sekolah)

Pola didik anak dalam keluarga biasanya akan tercermin dalam pola-pola interaksi sorang anak. Seseorang yang mendapatkan pola didik yang bagus biasanya dalam berinteraksi sosialpun juga akan bagus, akan terlihat sopan, santun dan memiliki tata krama yang baik. Sehingga dipandang pentingnya akhlak tidak terbatas pada perorangan saja, tetapi penting untuk bertetangga, masyarakat, umat dan kemanusiaan seluruhnya. Di antaranya akhlak terhadap tetangga dan masyarakat adalah saling tolong menolong, saling menghormati, persaudaraan, pemurah, penyantun, menepati janji, berkata sopan dan berlaku adil.
Khusus untuk seorang peserta didik maka dalam berinteraksi sosial di sekolah secara umum dan lingkungan kelas secara khusus haruslah memegang teguh norma-norma yang sudah ditanamkan dari keluarga masing-masing selain juga harus patuh dan taat pada aturan atau tata tertib sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pastilah memiliki aturan-aturan yang dicanangkan dalam bentuk tata tertib. Sekolah akan mengatur semua kegiatan dari awal masuk sampai pulang sekolah. Seorang siswa yang baik akan selalu memahami dan menerapkan tata tertib sekolah. Dengan selalu mengindahkan tata tertib maka seorang peserta didik akan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas maupun kegiatan pendidikan di sekolah dengan perasaan aman dan nyaman. Dengan perasaan aman dan nyaman tersebut maka peserta didik dapat fokus atau konsenterasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebaliknya jika seorang peserta didik jika sering melanggar tata tertib maka akan sangat mempengaruhi daya konsenterasi dalam mengikuti pembelajaran. Karena perasaannya akan tidak tenang, tidak  nyaman, selalu was-was dll.

Cerita

Mela lahir di lingkungan keluarga berpendidikan dan religius. Ayahnya selain seorang guru juga mengelola pondok pesantren yang didirikan oleh nenek Mela. Sementara ibunya adalah guru mengaji (ustadzah) di pondok pesantren yang dikelola oleh ayah Mela. Sejak kecil Mela sudah terbiasa hidup dalam didikan keluarga yang sangat disiplin baik dalam hal tata krama maupun dalam hal ibadah. Dalam keluarga Mela yang lahir sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara  terlihat sangat sopan,  santun, taat dan patuh pada orang tua.  Mela juga sangat menghargai dan menghormati kakaknya satu sisi sangat menyayangi adiknya.
Di sekolah Mela termasuk anak yang disenangi teman-temannya dalam pergaulan. Mela sangat disenangi teman-temannya karena selain pandai dalam bidang akademis juga memiliki pribadi yang menyenangkan. Sebagai orang yang pandai dalam akademis, Mela tidak sombong. Tetapi sebaliknya dia dengan senang hati untuk berbagi ilmu atau membantu teman-temannya yang secara akademis kurang mampu. Mela sering membantu memberi penjelasan atau menerangkan materi pelajaran yang kurang bisa dipahami oleh  teman-temannya dalam kelas pada jam kosong atau waktu istirahat.
Sebagai seorang ketua kelas mela kategori sukses dalam mengkondisikan kelas baik pada saat kegiatan pembelajaran maupun pada saat yang lain. Pada saat kegiatan pembelajaran kelas Mela sangat kondusif, yang artinya semua teman-teman Mela mengikuti pembelajaran dengan baik dan sungguh-sungguh. Demikian juga kalau ada jam kosong tidak seperti kelas lain yang cenderung ramai, tapi kelas Mela tidak ramai karena biasanya mela membantu menerangkan materi pelajaran yang sekiranya teman-temannya belum faham.  










0 komentar:

Posting Komentar