I. Pergaulan
Remaja
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh
individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Seperti
yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial
(zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas
dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar
dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu
akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan
yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu
atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif.Sedangkan pergaulan yang
negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari,
terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini
biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan
dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik
atau tidak.
II. Pentingnya pergaulan untuk remaja
Jika kau berkumpul dengan penjual minyak wangi maka kau akan
berbau wangi. Jika kau berkumpul dengan penjual ikan maka kau akan berbau ikan.
Begitulah perumpamaan betapa pentingnya memilih pergaulan.Berkumpul dengan
ilmuwan kita menjadi pintar. Berkumpul dengan pecundang kita akan menjadi
pecundang pula.
Manusia memiliki naluri mengikuti
dan meniru perilaku dan ucapan orang yang berada disekitarnya.Oleh karena itu,
watak atau sifat manusia terbentuk dari lingkungan dan pergaulan.Manusia mulai
bisa mendengar ketika masih berupa janin dalam kandungan yang berusia 4
bulan.Makanya bagi seorang ibu waktu hamil disarankan berkelakuan, berucap dan
mendengarkan suara yang baik agar bayi yang dilahirkan terbentuk wataknya
sesuai dengan masukan dari orang tua.
Sebuah nasehat mengatakan rumahmu
adalah sekolahanmu, orang tuamu adalah gurumu.Dari kata-kata singkat penuh arti
tersebut, jelas bahwa sekolah pertama dan utama dalam hidup adalah lingkungan
di rumah. Kelakuan kedua orang tua akan ditiru oleh anaknya. Setelah lulus
berguru dari orang tua, sekolah lanjutannya adalah pergaulan. Jadi manusia itu
secara gen anak produk dari kedua orang tua. Namun secara perilaku anak produk
dari lingkungan atau pergaulannya.Sifat atau watak kita juga terbentuk dari dua
lingkungan tersebut. Sebaik-baiknya sifat orang tua kalau lingkungan
pergaulannya buruk maka si anak akan berwatak buruk, begitu juga sebaliknya.
Dalam ketiga bahasan di atas
pergaualan dalam lingkungan remaja yaitu sekolah ataupun lingkungan rumah
mempengaruhi pola pikir dan cara mereka hidup , jadi remaja di haruskan untuk
bisa memilih pergaulan agar tidak salah langkah.
III. Faktor yang mempengaruhi
pergaulan
Terdapat banyak Faktor yang mempengaruhi pergaulan dalam
lingkungan keluarga :
A.
Orang Tua
Peran keluarga amatlah penting dalam memberikan
pengarahan, karena orang tua itu sangat besar pengaruhnya terhadap
pergaulan anaknya. Jika orang tuanya mengajarkan yang baik-baik, misalnya
tatakrama, pengetahuan agama, sopan santun, dan lain lain maka anak tersebut
akan nenerapkan juga di lingkungan luarnya dan ia pun mencari pergaulan
yang hamper sama dengan lingkungan keluarganya. Sedangkan sebaliknya jika orang
tua mengajarkan yang tidak baik kepada anaknya maka anaknya tersebut akan
terpengaruh dan mengikuti orang tuanya yaitu berperilaku buruk karena ada
pepatah bilang “ buah itu jatuh tidak jauh dari pohonya “, oleh karena itu jika
orang tuanya baik anaknya pun akan baik dan begitu sebaiknya.
Tetapi walaupun perhatian keluarga/ orang tua sangat
penting, orang tua pun terlalu keras terhadap anaknya karena dengan begitu
mungkin anak pun akan jenuh dengan perhatian orang tua yang berlebihan dan
mungkin agak keras jadi sebaiknya keluarga / orang tua memberikan perhatian
yang wajar-wajar saja tidak berlebihan tetapi juga tidak membebaskan pergaulan
anak remajanya., (adanya umpan timbal balik , yaitu dimana jika orang tua memberikan
kasih sayang maka anaknya pun akan memberikan kasih sayang kepada orang tuanya
)
B. Saudara
Adik atau kakak juga memiliki peran serta dalam
mempengerahui pergaulan, contohnya seorang kakak berperilaku yang tidak baik
dalam hal sering membolos saat sekolah, berbohong kepada keluarga maka seorang
adik yang melihat kakaknya seperti itu akan mengikuti perilaku yang buruk
juga seperti kakanya. Begitu juga saudara sepupu yang tinggal satu rumah,
mungkin akan berperlikau yang sama jika tidak ada peran kontrol orang tua dalam
pergaulan.Oleh karena itu, sebagai saudara yang lebih tua, dalam hal ini kakak
sebaiknya memberikan contoh yang baik buat adiknya.
C.
Lingkungan
Lingkungan dalam pergaulan remaja ini pun tak kalah
pentingya dengan keluarga, jika remaja tersebut tinggal dan bergaul di
lingkungan yang buruk maka ia akan terbawa buruk juga misalnya remaja tersebut
hidup di lingkungan yang kebanyakan orang –orangnya selalu berbuat yang tidak
baik misalnya berjudi bisa jadi anak tersebut akan terpengaruh pergaulan yang
seperti itu akan tetapi sebaliknya jika anak tersebut tinggal dan bergaul di
lingkungan yang baik maka anak tersebut secara tidak langsung akan mengikuti perilaku
baiktersebut.
D. Spritual
Pendidikan spiritual seharusnya di tanamkan kepada para
remaja sejak dini agar tercipta suatu remaja yang berahklak dan berbudi luhur
baik, karena remaja yang berakhlak akan membuat moral remaja tersebut menjadi
baik dan remaja tersebut mempunyai pegangan dalam hidupnya, karena suatu agama
adalah pegangan bagi manusia di dunia ini. Jika seorang remaja tidak pernah
menanamkan keagamaan dalam kehidupannya remaja tersebut akan terjerumus ke
dalam pegaulan bebas karena ia tidak punya pegangan dalam hidupnya, keagamaan
tersebut bisa di dapat dari keluarga, lingkungan, dan kehidupa
sehari-harinya.
Dari ke empat faktor diatas kita dapat melihat dampak-dampak
sosialnya bagi remaja yaitu dimana jika seorang remaja berada di keluarga yang
baik yaitu mengajarkan tentang tatakrama dalam bergaul, di lingkungan yang
didalamnya rata-rata terdapat masyarakat yang baik yaitu masyarakat yang dapat
memberikan contoh yang baik bagi remaja-remaja di sekitarnya,dan spiritual yang
mendalam dapat membuat seorang remaja menjadi remaja yang berakhlak dan berbudi
luhur. Akan tetapi sebaliknya jika seorang remaja tersebut berada di keluarga,
lingkungan , dan spiritual yang tidak baik maka remaja tersebut bisa terjerumus
ke dalam pergalan bebas dan seorang remaja tersebut tidak akan mempunyai
pegangan dalam hidupnya.
IV. Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk
perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati
batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita
dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
A.
Penyebab pergaulan bebas
1.
Faktor Orang Tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat mempengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jamanpara orang tua masih remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tuadalam era ini, dapat kita sebutkan antara lain:
a. Kesenjangan
Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat mempengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jamanpara orang tua masih remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tuadalam era ini, dapat kita sebutkan antara lain:
a. Kesenjangan
pada sebagian
masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa bahwa orang tua mereka
ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung
meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan
bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga
tidak
ada usaha mengatasinya.
b. Kekurang
pedulian Orang tua
kurang perduli
terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa masalah
pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur tangan
ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala
sesuatu sudah terlambat
c. Ketidak mengertian
c. Ketidak mengertian
kasus ini banyak
terjadi pada para orang tua yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang.
Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan
pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya
mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus mereka
perbuat.
2. Faktor agama dan iman.
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu.Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak.Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak.
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu.Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak.Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak.
3. Faktor perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.
B. Dampak Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba.Ini identik sekali dengan adanya seks bebas.Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba.Ini identik sekali dengan adanya seks bebas.Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.
Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired
Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja.Seharusnya
kita sebagai remaja yang berpendidikan haruslah mengetahui dampak dan akibat
dari pergaulan bebas tadi. Sehingga kita tidak akan terjerumus dalam tindakan
yang dilarangan oleh agama dan hukum.
Pergaulan bebas dalam kehidupan bermasyarakat memang bukan hal yang
asing lagi karena setiap hari para remaja sudah sering melihat dan mendengarkan
hal tersebut baik lewat media maupun secara langsung. Untuk mencegah hal itu
maka haruslah ditanamkan pengetahuan tentang bahayanya pergaulan bebas karena
dampak dari pergaulan bebas ini akan dirasakan oleh berbagai macam pihak
seperti keluarga, masyarakat dan yang lebih menyesali atas tindakannya tersebut
adalah dirinya sendiri.
Untuk menumbuhkan kesadaran akan bahayanya pergaulan bebas maka para
remaja haruslah diberikan pendidikan mengenai dampak pergaulan bebas dan
memberikan pendidikan kerokhanian agar mereka terhindar dari pergulan yang bisa
menghancurkan masa depannya.
V. Pergaulan
yang sehat
Pergaulan merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang
dengan orang lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi
saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari
proses interaksi sosial yang terjalin antara individu dalam lingkungan
sosialnya. Kuat lemahnya suatu interaksi sosial mempengaruhi erat tidaknya
pergaulan yang terjalin. Seorang anak yang selalu bertemu dan berinteraksi
dengan orang lain dalam jangka waktu relatif lama akan membentuk pergaulan yang
lebih. Beda dengan orang yang hanya sesekali bertemu atau hanya melakukan
interaksi sosial secara tidak langsung.
Dalam kehidupan sosial ada berbagai bentuk pergaulan, ada
yang sehat ada pula yang dikategorikan pergaulan yang tidak sehat.Pergaulan
sehat adalah pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan
kepribadian seseorang. Sebaliknya pergaulan tidak sehat mengarah kepada pola
perilaku yang merugikan bagi perkembangan dirinya sendiri maupun dampaknya bagi
orang lain.
Misalnya, pergaulan yang diisi dengan kebut-kebutan di jalan
raya, atau minum-minuman keras di tempat mereka berkumpul, merupakan bentuk
pergaulan yang kurang sehat.Sebab pola pergaulan dengan kegiatan semacam itu
bukan hanya membahayakan bagi dirinya sendiri melainkan juga bagi lingkungan
sekitarnya.Banyak tindak kejahatan berawal dari kebiasaan menegak minuman keras
sehingga pola perilakunya di bawah pengaruh alkohol.Jika pergaulan diisi dengan
diskusi, balajar kelompok, kogiatan olah raga, pecinta alam atau kegiatan
keagamaan, maka ini termasuk pergaulan yang sehat. Sebab bukan hanya dirinya
sendiri yang memperoleh manfaat positif tetapi juga lingkungan secara tidak
langsung akan terbawa dalam situasi yang baik/positif. Pencapaian prestasi di
bidang seni, olahraga, maupuu IPTEK senantiasa diawali dari bentuk pergaulan
yang positif yang mengasah kemampuan dan kecakapan berpikir.
Berikut ini
adalah beberapa bentuk pergaulan yang sehat:
1. Kelompok
bermain teman sebaya
Dalam hal
ini adalah permainan yang mengarah kepada pembentukan tubuh yang sehat yang
berlangsung pada kanak-kanak.Bentuk permainan sebagai sarana pergaulan yang
sehat.
2. Kelompok
belajar
Pembentukan
kelompok belajar merupakan bentuk pergaulan yang sehat mengarah pada pemupukan
aspek kecerdasan. Melalui kegiatan kelompok belajar inilah daya pikir anak
lebih terasa bukan untuk dirinya sendiri, melainkan juga dalam bentuk
penyimpangan terhadap orang lain.
3. Kegiatan
pengembangan diri
Dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan yang mengarah kepada
pengembangan bakat dan minat.Dengan menjadi anggota suatu perkumpulan
pengembangan diri inilah anak disamping dapat membentuk kecakapan sesuai
bakatnya, juga memperluas pergaulan dari berbagai latar belakang yang memiliki
kesamaan minat.
4. Kegiataan
keagamaan
Sesuai agama
yang dianutnya pembinaan mental spiritual yang berkaitan dengan keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan YME secara intensif dapat dilakukan dengan aktif
terjun dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan agama yang dianutnya.
5. Kegiatan
karang taruna
Karang taruna merupakan organisasi
kemasyarakatan yang mewadahi kegiatan pemuda/pemudi atau remaja yang ada di
lingkungan pemukiman di bawah pemerintah desa.Melalui karang taruna inilah anak
mengenal kemajemukan-kemajemukan msyarakat di lingkungannya.Melalui karang
taruna inilah anak dipupuk untuk memiliki sifat social dalam bentuk kepedulian
terhadap kemajuan daerah tempat tinggalnya.
6. Kegiatan
social kemasyarakatan
Dalam kehidupan masyarakat luas
tehadap berbagai macam kegiatan yang bergerak di bidang social
kemasyarakatan.Melaui kegiatan social kamasyarakatan tersebut anak dilatih
untuk menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Kegiatan
pecinta alam
Kegiatan pecinta alam merupakan
media yang tepat bagi remaja yang senang berpetualang dan mencari tahu mengenai
rahasia alam secara langsung.
IV.
Dampak
Pergaulan Remaja
A.
Dampak Positif
Pergaulan merupakan ajang sosialisasi bagi individu dalam
mengenal lingkungan sosialnya. Melalui pergaulan diperoleh manfaat sebagai
berikut:
1. Lebih
mengenal nilai-nilai dan norma social yang berlaku sehingga mampu membedakan
mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.
2. Lebih
mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa manusia
memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai
3. Mampu
menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mampu
meningkatka rasa percaya diri
4. Mampu
membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan
masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang
pantas diteladani
B. Dampak negatif
Pergaulan
yang tidak tepat akan menjerumuskan seseorang dalam jurang kenistaan dan
kehancuran. Memang tidaklah mudah memilih pergaulan yang tepat, sebab
kadangkala pergaulan yang negatif justru lebih menyenangkan. Pergaulan semacam
ini lebih mengasyikkan dan sulit menyadari bahwa apa yang dilakukan menyimpang.
Beberapa dampak negatif yang terbentuk akibat pergaulan yang
salah, yaitu sebagai berikut:
1. Hilangnya
semangat belajar dan cenderung malas dan menyukai hal-hal yang melanggar norma
social
2. Suramnya
masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misalnya: kecanduan narkoba,
terlibat dalam tindak kriminal dan sebagainya
3. Dijauhi
masyarakat sekitar karena perilaku tidak sesuai dengan nilai/norma social yang
berlaku
4. Tumbuh
menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
Dengan
membaca penjelasan di atas, maka diharapkan remaja mampu untuk lebih berhati –
hati dalam pergaulan. Jangan sampai remaja terbawa oleh arus pergaulan bebas
yang menyesatkan dan tidak sesuai dengan norma dan adat istiadat bangsa kita sebagai bangsa yang beragama.
Jangan pernah merasa malu dikatakan katakan ketinggalan zaman karena tidak
mengikuti gaya hidup yang salah, akan tetapi seharusnya kita merasa malu
apabila kita melanggar norma, adat istiadat dan hukum yang berlaku di
masyarakat.(YUN)
Cerita
Hernu
adalah anak yang baik, sehari-hari setelah pulang sekolah kegiatannya adalah
membantu pekerjaan orang tuanya menjaga toko sembako di rumahya. Setiap selesai
sholat maghrib Hernu selalu mengaji di masjid. Di sekolahpun Hernu tergolong
anak yang pandai dan tertib, bahkan ia adalah salh satu murid terpadai di kelas
VIII.
Suatu
ketika di kelas Hernu ada anak baru pindahan dari Jakarta, namanya Roy. Roy adalah anak orang kaya.Ia di
sini tinggal dengan kakek dan neneknya karena orang tuanya sudah kuwalahan
dalam menghadapi kenakalan Roy.Di Jakarta Roy sudah tidak bisa di kendalikan
oleh orang tuanya.Roy sudah beberapa kali berurusan dengan polisi karena
terlibat kasus tawuran antar pelajar.Bukan hanya itu saja, Roy juga sudah mulai
memakai narkoba.
Karena
ada anak baru pindahan dari Jakarta, banyak anak yang tertarik ingin berteman
dengan Roy.Tidak terkecuali Hernu.Roy bagaikan magnet yang bisa menarik siapa
saja yang ada di kelas itu. Penampilan Roy yang terlihat sangat modern membuat
anak lain ingin menirunya. Sebenarnya orang tua Hernu sudah mengingatkan Hernu
untuk tidak terlalu dekat dengan Roy karena Orang tua Hernu sudah melihat
gelagat tidak baik dari diri Roy, tetapi Hernu tidak mengindahkan nasehat orang
tuanya.
Hingga suatu ketika Roy mengajak
Hernu untuk bermain ke rumah teman sepulang dari sekolah.Di rumah teman Roy
sudah menunggu beberapa anak seusianya.Mereka duduk sambil menikmati beberapa
botol minuman keras, di tangan masing-masing anak terselip sebatang rokok.
Hernu sangat kaget dengan apa yang ia lihat. Baru saja Hernu ingin pergi
meninggalkan mereka, tangan Roy sudah menarik tangan Hernu Roy meminta Hernu
untuk ikut duduk disitu dan memaksa Hernu untuk ikut menikmati pesta miras
tersebut. Hernu menolaknya tetapi Roy dan teman-temannya tidak tinggal diam,
mereka memaksa Hernu untuk menegak minuman keras tersebut .Tak lama kemudian
kepala Hernu terasa berat, pusing dan akhirnya Hernu tidak sadarkan diri.
Hernu baru sadarkan diri keesokan
harinya.Dia berada di rumah sakit, dan di sebelah tempat tidurnya Hernu melihat
ibunya yang sedang menangis. Melihat apa yang sudah terjadi Hernu jadi sedih
dan menyesal karena sudah tidak menuruti nasehat orang tuanya.
0 komentar:
Posting Komentar