ALLAHHUAKBAR....ALLAHHUAKBAR....ALLAHHUAKBAR

BIMBINGAN DAN KONSELING

BIJAK BERPIKIRAN..BERUCAPAN..PERBUATAN..MENUMBUHKAN KEPRIBADIAN SEJATI

kursor

Toad Jumping Up and Down

bintang

Jumat, 30 Oktober 2015

BELAJAR DAN HASIL BELAJAR

  1. Pengertian Belajar
Semua orang mengenal istilah belajar, aktifitas belajar telah ada sejak adanya manusia. Manusia melaksanakan aktifitas belajar karena belajar sebagai salah satu kebutuhan. Ahli belajar ada yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar, karena dalam dirinya terdapat potensi untuk belajar. Belajar menjadi suatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, hampir sepanjang waktu melakukan ritual belajar. Pengertian umum belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari orang lain yang lebih tahu, dari pengalaman, dari membaca dan sebagainya. Beberapa pengertian tentang belajar diantaranya:
1.      Faham behavioristik, belajar sebagai pengubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dilakukan melalui latihan/ membiasakan reaksi atas stimulus/ rangsangan yang ada.
2.      Faham kognitif, belajar sebagai usaha untuk mengerti tentang sesuatu, yang dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan belajar tersebut bisa berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan, dan respon lainnya untuk mencapai tujuan.
3.      Dalam kamus besar bahasa indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu dengan bergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh hasil bagi orang yang bersangkutan.
Dari faham diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian dan tingkah laku manusia dalam bentuk kebiasaan, penguasaan pengetahuan atau ketrampilan, dan sikap berdasarkan latihan dan pengalaman dalam mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan untuk mengumpulkan pengetahuan melalui pemahaman, penguasaan, ingatan, pengungkapan kembali di waktu yang akan datang. Belajar berlangsung terus-menerus dan tidak boleh dipaksakan.
Belajar juga mengandung  pengertian bahwa perubahan perilaku itu akibat pengalaman yang diperoleh melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, befikiran modern, cekatan, pandai dan bijaksana yang diperoleh melalui proses membaca, melihat, mendengar dan meniru. Seseorang belajar dengan mengagumi suatu obyek, figure melalui bacaan, pengamatan dan pendengaran, yang kemudian disenangi dan dikagumi, seperti tertarik pada keindahan, kerapian dan kedamaian suatu obyek. Seorang figure atau tokoh yang dikenal melalui pengamatan, bacaan, drama sinetron, karena dia berkata benar, logis dan nyata, maka pengamat tertarik dan berupaya untuk meniru dan mengikutinya.
Karena pentingnya masalah belajar dan mencari ilmu pengetahuan, sampai Allah memerintahkan ‘Carilah Ilmu sampai ke negeri Cina’, mempunyai makna bahwa manusia dilahirkan ke bumi untuk menjadi kholifah dan menjadi orang pandai. Menuntut ilmu tidak cukup di negeri sendiri, perlu mengembangkan sampai ke negeri orang meskipun itu tempatnya jauh dan sebagai negara konflik atau tidak mengenal peradaban agama, kita diperintah untuk menggali kemajuan melalui ilmu pengetahuan.
Membaca merupakan kegiatan belajar, membaca informasi, membaca pengetahuan, membaca situasi, membaca ketatanegaraan, membaca norma agama agar mampu hidup dalam masyarakat. Membaca tidak hanya sekedar membaca yang tertulis, tetapi juga yang tidak tertulis, misalnya membaca gejala alam, membaca data, situasi politik dsb. Agar kita tahu tentang informasi tersebut. Alvin Toffler, tokoh komunikasi menyebutkan “Siapa yang menguasai informasi maka dialah yang menguasai dunia”.
  1. Hasil Belajar.
Hasil belajar menurut Djamarah (2000;45), sebagai prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang besar, keuletan, kesungguhan dan kemauan, rasa optimisme yang tinggi untuk bisa mencapainya. Sementara itu Arikunto (1990;133), mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur. Perubahan pada diri individu yang belajar berupa pengetahuan, kecakapan, sikap, pengertiam dan penghargaan diri pada individu tersebut.
Tujuan kegiatan belajar dapat diklasifikasikan  menjadi 3 kelompok yaitu: Kawasan
1.      Kognitif
2.      Afektif
3.      Psikomotor
Tujuan kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual, dari yang sederhana yaitu mengingat sampai memecahkan masalah, menghubungkan gagasan. Terdapat 6 tingkatan yaitu: mengingat, mengerti, memakai, menganalisa, menilai dan mencipta.
Tujuan afektif, merupakan tujuan belajar yang berhubunhgan dengan perasaan, emosi, system nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Tujuann afektif dari yang paling sederhana yaitu memperhatikan fenomena sampai kepada yang komplek yang merupakan factor internal seseorang. Seperti: minat, sikat hati, sikap menghargai, system nilai serta kecenderungan emosi.Dalam mencapai tujuan afektif memerlukan keteladanan dan waktu yang cukup, tidak seperti pencapaian kawasan kognitif. Kawasan afektif diantaranya adalah kemampuan dalam menerima, menanggapi, menghargai, mengorganisasikan dan menghayati.
Kawasan psikomotor adalah, kawasan yang berorientasi pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action), yang memerlukan koordinasi antara syaraf, fikiran dan otot, sihingga diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu. Misalnya kegiatan yang dihubungkan dengan latihan menuls, berbicara, olahraga serta bidang studi berkaitan dengan keterampilan. Ketrampilan dalam membongkar dan memasang mesin, mereparasi mesin, mengatur muatan kapal, menggunakan berbagai alat atau perkakas bengkel, membuat grafik dan lain-lain.
Perubahan tingkah laku sebagai Hasil belajar dapat dapat disimpulkan, individu yang belajar akan memiliki ciri-ciri sbb:
1.      Adanya kepuasan dan kebanggaan yang dapat memotivasi diri untuk terus belajar.
2.      Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3.      Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi diri sendiri, akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dan dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya.
4.      Kemampuan untuk mengontrol, menilai dan mengendalikan diri dalam proses dan usaha belajarnya.
Berkaitan dengan usaha untuk mencapai hasil belajar, sering dijumpai masalah sehingga prestasi tidak bisa mencapai hasil yang optimal. Masalah yang muncul dapat mengganggu tugas perkembangan pada fase berikutnya, bahkan akan mengganggu dalam menjalani kehidupan. Masalah-masalah tersebut adalah:
  1. Kemampuan akademik, yaitu yang memiliki kemampuan inteligensi tinggi tetapi tidak dapat memanfaatkan secara optimal.
  2. Ketercepatan dalam belajar, yaitu yang memiliki kecerdasan(IQ ≥ 130), yang memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi.
  3. Sangat lambat dalam belajar, yaitu yang memiliki kemampuan akademik kurang memadahi dan perlu mendapat pendidikan/pengajaran khusus.
  4. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan kurang bersemangat dalam belajar, malas.
  5. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi dan kegiatan belajar sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, misal suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya, dst.
Sedangkan berkaitan dengan masalah atau gangguan emosional yang berpengaruh terhadap hasil belajar, diantaranya adalah:
  1. Hiperaktif, cenderung tidak bisa duduk dengan tenang saat belajar.
  2. Cepat bosan (distractibility), sering mengalihkan perhatian ke berbagai obyek lain, mudah dipengaruhi, dan tidak bisa memusatkan perhatian.
  3. Pendiam, pasif, sangat perasa (poor self concept), sehingga mudah tersinggung.
  4. Cepat bereaksi (impulsif), atas pertanyaan yang diberikan tetapi jawabannya tidak menunjukkan berfikir yang logis.
  5. Suka merusak benda-benda disekitarnya (destuctive behavior), sikap agresif yang negatif, mudah tersinggung.
  6. Suka mengeluarkan kata-kata kasar, tidak sopan (distruptive behavior), cenderung suka mengejek, menentang guru.
  7. Selalu tergantung kepada orang tua (dependency), merasa takut dan tidak mampu untuk berani melakukan sendiri dan sangat bergantung kepada orang-orang disekitarnya.
  8. Withdrawl, yaitu anak yang mempunyai sosial ekonomi sangat rendah, sehingga merasa dirinya bodoh, tdk mampu  dan enggan mencoba membuat tugas.
  9. Learning disability, adalah anak yang tidak memiliki kemampuan mental setara dengan teman sebayanya, sehingga sulit menganalisis, menangkap isi mata pelajaran, dan mengaplikasikan yang telah dipelajari.
  10. Learning disorder, anak yang mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik atau syaraf. Pada umumnya sulit untuk belajar secara normal, mereka butuh penanganan ahli.
  11. Underachiever, yaitu anak yang mempunyai potensi intelektual diatas rata-rata, tetapi prestasinya di kelas sangat rendah, semangat belajar juga rendah, sering menyepelekan tugas dan lupa mengerjakan PR.
  12. Overachiever, yaitu anak yang mempunyai semangat belajat sangat tinggi, merespon dengan cara cepat. Biasanya tidak bisa menerima kegagalan, sulit menerima kritik.
  13. Slow learning, adalah anak yang sulit menangkap pelajaran, butuh waktu lebih lama untuk menjawab dan mengerjakan tugas.
  14. Sosial interseption, yaitu anak yang kurang peka dan tidak peduli terhadap lingkungannya. Kurang tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit bergaul dengan teman-teman di kelas.
  1. Sikap dalam Belajar
Beberapa tips, sikap dalam belajar yang baik agar diperoleh hasil yang optimal adalah:
  1. Rumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam belajar.
  2. Belajar harus percaya diri dan memiliki motivasi yang kuat.
  3. Lingkungan belajar harus menyenangkan.
  4. Sarana dan prasarana belajar yang memadahi.
  5. Lengkapi buku-buku pelajaran, buku tulis dan alat-alat tulis (pensil, fulpen, penghapus, penggaris, busur, jangka, text marker, pensil warna-warni, rautan dst), karena peralatan tersebut sebagai dukungan kekuatan pribadi Anda untuk siap dalam belajar.
  6. Miliki ketrampilan belajar dengan suka membaca, menuliskan dan membuat pertanyaan.
  7. Buat catatan (tulis dan susun), jadikan menulis dan bertanya sebagai hal yang menyenangkan.     
  8. Berlatihlah disiplin, jujur dan bertanggung jawab atas hasil belajar.
  9. Kenalilah gaya belajar dan optimalkan sesuai kemampuan Anda.
  10. Belajar dikatakan berhasil bila ada perubahan sikap perilaku.
















0 komentar:

Posting Komentar