TEKNIK KONSELING TRIADIK
DALAM PENGEMBANGAN KENDALI DIRI SISWA KELAS X-9 SMA NEGERI 3 BANDUNG
LEMBAGA
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
JAWA BARAT
2009
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia anak dan
remaja dari masa ke masa selalu menjadi fenomena yang menarik untuk diperbincangkan.
Terdapat sederet masalah yang mengintai remaja saat ini, misalnya ancaman
narkoba, seks bebas, kasus-kasus bunuh diri yang akhir-akhir ini sering
diberitakan oleh media masa. Contoh konkret adalah anak berusia 13 tahun yang
nekad gantung diri, karena tidak mampu membayar uang SPP, remaja usia 12 tahun
mecoba gantung diri karena tidak mampu membayar biaya ekstrakurikuler sebesar
Rp. 2.800, remaja putra usia 12 tahun ditemukan tewas di rumah orang tuanya,
karena untuk memiliki televisi tidak terpenuhi, remaja usia 12 tahun ditemukan
gantung diri di plafon dapur rumah kakaknya, ia diduga karena menahan kerinduan
terhadap mendiang ibunya, serta sederet kasus lain yang mungkin tidak sempat
diberitakan media masa (Republika,
edisi Maret 2003).
Menurut Willis (2005: 56) permasalahan-permasalahan
tersebut merupakan representasi dari rendahnya penyesuaian diri remaja terhadap
lingkungan dan dirinya sendiri. Menyesuaikan diri terhadap diri sendiri
merupakan istilah yang mudah diucapkan tetapi sulit dilakukan. Oleh karena itu,
banyak orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri. Akibat
tidak mampu menyesuaikan diri dapat dilihat dari konflik batin, hasrat mencapai
suatu cita-cita tinggi tetapi kemampuan untuk mencapainya sangat kurang, akan
menimbulkan kegelisahan yang mengakibatkan tidak dapat memusatkan perhatian,
kurang bersemangat, gemetar, gagap, dan sebagainya. gejala-gelaja tersebut diawali
oleh lemahnya kendali diri. Lebih lanjut Willis mengatakan bahwa kegagalan
dalam penyesuaian diri dapat disebabkan oleh adanya peristiwa terdahulu yang
pernah dialami seseorang. Jika individu pada masa kanak-kanak banyak mengalami
rintangan hidup dan kegagalan, frustrasi (kekecewaan) dan konflik
(pertentangan) akan mengalami kegagalan penyesuaian diri pada masa remaja. Sebaliknya,
jika seorang banyak mendapat keberhasilan dan kebahagiaan pada masa kanak-kanak
ia akan memandang positif dan optimis terhadap segala masalah baru yang
dihadapi.
Salah satu permasalahan yang banyak terjadi dikalangan
para siswa di SMA 3 Kota Bandung adalah ketidakmampuan dalam mengendalikan
emosi seperti cepat marah, mudah tersulut emosinya, dan terkadang terjadi
pertemgkaran. Kondisi ini menggambarkan lemahnya kondisi kendali diri para
siswa.
Bimbingan dan Konseling memiliki peranan penting dalam
membantu menangani permasalahan siswa, salahtunya adalah permsalahan kendali
diri. Penanganan masalah-masalah siswa yang berkaitan dengan kendali diri
tersebut perlu mengubah atau memperbaiki pendekatan konseling yang selama ini
berlangsung dengan mengubah yang bersifat pendekatan diadik (pendekatan langsung)
dengan pendekatan triadik (melalui pendekatan perantara).
Berdasarkan permsalahan yang berkembang di atas, maka
penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini memfokuskan pada upaya
penerapan teknik konseling triadik dalam pengembangan kendali diri siswa kelas
x-9 SMA Negeri 3 Bandung.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut ini :
- Bagaimanakah gambaran kendali diri
siswa sebelum penggunaan teknik konseling triadik?
- Bagaimanakah gambaran kendali diri
siswa setelah penggunaan teknik konseling triadik?
- Adakah perbedaan antara gambaran
kendali diri siswa sebelum penggunaan teknik konseling triadik dan
gambaran kendali diri siswa setelah penggunaan teknik konseling triadik?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
- Memperoleh
gambaran kendali diri siswa sebelum penggunaan pendekatan teknik konseling
triadik.
- Memperoleh
gambaran kendali diri siswa sesudah pendekatan teknik konseling triadik.
- Memperoleh gambaran tentang
perubahan kendali diri siswa setelah penggunaan pendekatan teknik
konseling triadik.
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat
yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah:
- Secara teoritis dapat mempertegas
manfaat penggunaan konseling triadik dalam membantu pengembangan kendali
diri siswa.
- Secara praktis dapat membantu guru
bimbingan dan konseling memperkaya pengalaman dalam melaksanakan perlakuan
konseling terhadap siswa-siswa bermasalah.
E. Kajian Pustaka
- Pengertian Kendali Diri
Calhoun dan
Acocella (terjemahan Satmoko, 1995:130) berpendapat bahwa kendali diri (self-control) adalah pengaruh seseorang
terhadap fisiknya, tingkah laku dan proses-proses psikologisnya serta peraturan
tentang fisiknya, tingkah laku dan proses-proses psikologisnya. Dengan kata lain, kendali diri
adalah sekelompok proses yang mengikat dirinya. Oleh karena itu, dalam
aktivitas sehari-hari individu menggunakan kendali dirinya dalam berperilaku.
Hal ini selaras dengan Gangey (1981:117) yang berpendapat bahwa kendali diri
adalah kendali yang digunakan individu dalam mengarahkan perilakunya.
Senada
dengan yang diungkapkan oleh Mischel (Pervin, 1984:410) bahwa kendali diri
mengarah pada kekuatan individu untuk mengatur atau mengendalikan tindakannya,
‘menghadapi situasi terkendali.’ Sukartini (2003:77) mendefinisikan kendali
diri sebagai upaya siswa untuk mengatur diri dalam berpikir dan bertindak
berdasarkan keyakinannya bahwa segala yang terjadi atas dirinya merupakan
akibat tindakannya. Dengan kata lain, dalam kendali
diri terdapat usaha untuk dapat mengendalikan hal-hal yang terdapat dalam diri
individu.
Berdasarkan
definisi tersebut, kendali diri merupakan kemampuan individu dalam mempengaruhi
diri terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami dan konsekuensi-konsekuensi yang
diterima serta mengarahkan perilakunya dalam menghadapi situasi sebagai
konsekuensi dari tindakannya.
- Ciri-ciri Kendali Diri
Menurut Logue
(1995:24) orang yang mampu mengendalikan diri adalah orang yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a.
Memegang teguh tugas yang
berulang meskipun berhadapan dengan berbagai gangguan.
b.
Mengubah perilakunya sendiri
sesuai dengan norma yang ada.
c.
Tidak menunjuk perilaku yang
dipengaruhi kemarahan.
d.
Bersikap toleran terhadap
stimulus yang berlawanan.
Sedangkan menurut
Sukartini (2003:77-78) terdapat beberapa aspek dari kendali diri, meliputi:
a.
Penguasaan situasi, yaitu kemampuan
memikirkan cara-cara menguasai dan mengendalikan situasi sekitarnya yang
berkaitan dengan peraturan sekolah.
b.
Motivasi bertindak, yaitu kemampuan
memilih tindakan untuk mengatasi masalah seputar peraturan sekolah.
c.
Kesediaan menerima resiko, yaitu
kesanggupan menerima resiko atas tindakan yang dilakukan.
- Perkembangan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kendali Diri
Kendali diri akan
terus berkembang sejalan dengan pertambahan usia. Anak-anak cenderung
menunjukkan perilaku impulsive, dan remaja menunjukkan lebih mampu
mengendalikan diri (Logue, 1995:15). Selanjutnya Logue mengemukakan bahwa
individu melakukan kendali diri berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran. Pada
perkembangan awal, perilaku anak dikendalikan oleh agen eksternal, seperti
orang tua, kakak atau guru yang menetapkan standar penilaian dan menunjukkan
akibat untuk setiap penampilan perilaku. Standar akan berbeda untuk setiap
perilaku. Hadiah ditunjukkan ketika anak mampu mencapai standar yang
ditetapkan, sedangkan hukuman diberikan jika anak menyimpang dari standar yang
ditetapkan.
Sejalan
bertambahnya usia, individu belajar mengendalikan dirinya sendiri. Pola
penguatan dan hukuman, berkembang setelah menerima berbagai dukungan. Menurut
Bandura (Dahar, 1996:30-31) manusia mengamati perilakunya sendiri,
mempertimbangkan (judge) perilaku itu
terhadap kriteria yang disusunnya sendiri, dan kemudian memberi penguatan (reinforcement) berupa hadiah atau
hukuman pada dirinya sendiri.
Teori belajar sosial mengungkapkan bahwa
sebagian besar kriteria yang dimiliki individu untuk penampilan perilakunya
dapat dipelajari dari model-model dalam dunia sosial individu. Respon-respon
kognitif individu terhadap perilakunya mengarahkan individu untuk mengatur
perilakunya sendiri. Dengan memberi hadiah atau hukuman diri, individu dapat
mengendalikan perilakunya secara positif.
Individu
dapat menilai perilakunya sendiri dengan cara melihat bagaimana orang lain
menilai perilakunya. Individu dapat belajar dari model dengan cara mengamati
perilaku orang lain dan konsekuensi-konsekuensinya. Individu dalam menetapkan
langkah-langkah untuk mencapai tujuan, dipengaruhi oleh dorongan naluriah,
orang lain dan peristiwa-peristiwa masa lalu (Nurwanti, 2004:20).
Melalui penelitian awal diperoleh gambaran atau informasi
ditemukannya beberapa siswa yang menunjukkan gangguan dalam penyesuaian
dirinya.
F. Rencana dan Prosedur
Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan (action research). Metode
ini dipilih untuk meningkatkan kendali diri siswa melalui pendekatan konseling
triadik. Metode ini sesuai dengan pendapat Ortrun Zuber Skerritt dalam bukunya New Direction in Action Research
(1996:3) yang berpendapat bahwa “metode penelitian yang tepat untuk
mengembangkan bidang pendidikan adalah penelitian tindakan”.
Sifat penelitian
dalam penelitian ini adalah penelitian konseling kolaboratif (triadik).
Peneliti bekerja sama dengan orang tua, teman siswa, guru mata pelajaran untuk
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program bimbingan.
- Subjek dan waktu penelitian sebagai
berikut:
a.
Subjek penelitian ini mengamati
siswa kelas X-9 SMA Negeri 3 Bandung tahuan ajaran 2006/2007.
b.
Waktu dan lamanya tindakan: lima (5) bulan mulai bulan
September 2006 sampai bulan Januari 2007.
c.
Penelitian ini direncanakan
akan dilaksanakan dalam dua (2) siklus, siklus 1 dilaksanakan dalam 2 minggu
dengan frekuensi 2 kali pertemuan dan siklus 2 dilaksanakan berdasarkan
refleksi terhadap siklus 1. siklus ini dilaksanakan dalam 2 minggu dengan
frekuensi 2 kali pertemuan. Setelah siklus 2 selesai direfleksi kembali.
Selanjutnya hasil penelitian dilaporkan.
- Perencanaan Tindakan
Konseling ini
akan dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
- Layanan informasi
- Memberikan arahan
- Menentukan tindakan
- Melaksanakan tindakan
- Evaluasi
- Refleksi
Siklus 1
Untuk mendapatkan permasalahan dikumpulkan data mengenai
kendali diri dengan menyebarkan instrumen. Lalu diolah dan ditafsirkan untuk
memperoleh gambaran kendali diri siswa setelah memperoleh gambaran
direncanakanlah urutan tindakan yang mungkin dapat dilakukan secara rasional.
Tahap berikutnya dilakukan tindakan sesuai dengan urutan
prioritas dan setelah itu subjek diamati untuk memperoleh gambaran tentang
kekurangan dari pelaksanaan tindakan kemudian kekurangan dari pelaksanaan
tindakan. Selanjutnya dikumpulkan data sebagai bahan refleksi 1 yang
memungkinkan munculnya permasalahan baru.
Siklus 2
Pada siklus 2 dilaksanakan atas dasar bahan refleksi 1.
Kalau masih ada permasalahan baru yang muncul maka dibuatkan perencanaan
tindakan ke-2, lalu pelaksanaan tindakan ke-2. setelah itu, diamati, direfleksi
dan dievaluasi apakah sudah ada perubahan kea rah perbaikan atau belum. Jika
tidak memerlukan perbaikan berarti siklus sudah selesai dilaksanakan dan hasil
tindakan sudah dilakukan siswa.
Refleksi dan
Evaluasi
Refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengingat
kembali apa yang sudah dilakukan. Untuk kepentingan evaluasi dilaksanakan assessment tentang kendali diri dalam bentuk angket pilihan
tertutup. Adapun sistem penyekorannya adalah sebagai berikut: jawaban yang
sesuai diberi skor 1 dan jawaban yang tidak sesuai diberi skor 0.
Indikator
Keberhasilan
Indiktor keberhasilan dari pendekatan konseling triadic
ini adalah peningkatan kendali diri siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada siklus
penelitian berikut pada halaman berikut ini.
- Instrumen Pengumpul Data
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan data yang akan
diungkap dalam penelitian, yaitu:
a. Angket kendali diri siswa (terlampir pada
lampiran 1)
b. Pedoman wawancara terhadap orang tua
c.
Studi dokumentasi
G. Jadwal Penelitian
NO
|
Rencana Kegiatan
|
SEPT
|
OKT
|
NOV
|
DES
|
JAN
|
Minggu ke-
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
1.
|
Penyerahan proposal
|
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Tindakan 1 & refleksi
|
|
|
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Tindakan 2 & refleksi
|
|
|
|
|
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Penyusunan laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Seminar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
x
|
|
|
|
|
|
7.
|
Penyempurnaan laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
x
|
|
|
|
|
|
8.
|
Penyerahan laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
x
|
Lap
|
|
|
|
9.
|
Penulisan artikel
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
JKT
|
x
|
x
|
|
|
Penyerahan artikel
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
x
|
H. Personalia Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh :
........................................................................................................................................................................................................................................................................
I.
Biaya Penelitian
No.
|
Uraian Kegiatan
|
Jumlah
|
1.
|
Pengadaan ATK
|
Rp. 180.000,-
|
2.
|
Proposal
Penelitian
|
Rp. 200.000,-
|
3.
|
Penyusunan
Instrumen Penelitian
|
Rp. 150.000,-
|
4.
|
Perencanaan
Teknis Pelaksanaan PTKBK
|
Rp. 150.000,-
|
5.
|
Dokumentasi
Penelitian
|
Rp. 100.000,-
|
6.
|
Analisis Data
|
Rp. 100.000,-
|
7.
|
Konsumsi/Snack
4 x @ Rp. 20.000,-
|
Rp. 80.000,-
|
8.
|
Transportasi
untuk Observer dan Peneliti
|
Rp. 240.000,-
|
9.
|
Penyusunan
Laporan
|
Rp. 200.000,-
|
10.
|
Penggandaan
Laporan
|
Rp. 200.000,-
|
11.
|
Honorarium
Peneliti
|
Rp. 400.000,-
|
J.
Daftar Pustaka
Calhoun, J.F. dan Acocella, J.R. Alih bahasa oleh RS.
Satmoko. (1995). Psikologi tentang
Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang:
IKIP Semarang Press.
Dahar, Ratna W. (1996). Teori-teori
Belajar. Jakarta: Erlangga.
Logue, Alexandra W. (1995).
Self-Control
Waiting unti Tomorrow for What You Want Today. New Jersey: Prentice
Hall.
Pervin, L.A.
(1984). Personality: Theory and Research.
New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Sukartini, Sri Patmah. (2003). Model Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengembangkan Dimensi Kendali
Pribadi yang Tegar. Disertasi Doktor pada PPS UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Willis, Sofyan S. (2005). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN
PENGUNGKAP KENDALI DIRI SISWA
Aspek
|
Indikator
|
Sub.
Indikator
|
No.
Butir Pernyataan
|
∑
|
+
|
-
|
Penguasaan situasi
|
Berpikir positif
|
Dapat memikirkan manfaat
|
1, 2
|
21
|
|
Dapat menguasai perasaan
|
Dapat menguasai perasaan marah
|
3
|
22, 23
|
|
Dapat menguasai perasaan bahagia
|
4
|
24
|
|
Dapat menguasai cemas
|
5
|
25
|
|
Dapat mengatasi masalah
|
Dapat menganalisis masalah
|
6
|
26
|
|
Dapat memilih cara penyelesaian masalah
|
7, 8
|
27
|
|
Dapat mencari penyebab masalah
|
9
|
28
|
|
Mendahulukan pekerjaan yang
lebih penting
|
Masalah belajar
|
10, 11
|
29, 30
|
|
Masalah di luar belajar
|
12
|
31
|
|
Motivasi bertindak
|
Dapat memusatkan perilaku pada tujuan
|
Dapat menetapkan tujuan
|
13
|
32
|
|
Dapat mencapai tujuan
|
14
|
33
|
|
Dapat merencanakan masa depan
|
Memiliki cita-cita
|
15
|
34, 35
|
|
Dapat memilih cara mencapai cita-cita
|
16
|
36
|
|
Tidak terpengaruh hal-hal negatif dari lingkungan
|
Penolakan terhadap pengaruh negatif dari teman
sekolah
|
17
|
37, 38
|
|
Kesediaan menerima resiko
|
Bertanggung jawab terhadap perilaku
|
Bersedia menanggung akibat jika melakukan kesalahan
|
18
|
39
|
|
Memberi hadiah terhadap diri sendiri setelah
mencapai tujuan
|
19, 20
|
40
|
|
∑
|
20
|
20
|
40
|