ALLAHHUAKBAR....ALLAHHUAKBAR....ALLAHHUAKBAR

BIMBINGAN DAN KONSELING

BIJAK BERPIKIRAN..BERUCAPAN..PERBUATAN..MENUMBUHKAN KEPRIBADIAN SEJATI

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

kursor

Toad Jumping Up and Down

bintang

Senin, 29 Februari 2016

CONTOH HASIL POSTINGAN PRINT OUT UJIAN PRAKTEK TIK KELAS 9


NAMA   : ATES BUDIARTO
KELAS  : 9K
URL       :  atesbudiartokonselor.blogspot.com






Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Dalam Penggunaan TIK


Dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi harus diperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja,sehingga peran teknologi dalam kehidupan manusia menjadi sumber pemecahan masalah bukan sumber masalah.Keberadaan komputer sangat mendukung penyelesaian pekerjaan yang membutuhkan waktu cepat dan hasil yang baik.
Aplikasi komputer yang multiguna,seperti pengolahan kata,angka,gambar,media presentasi, perhitungan statistik, multimedia, dan sebagainya.Mengharuskan pemakai komputer mengetahui syarat-syarat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam menggunakan komputer.
Kesehatan berhubungan dengan pengguna komputer, sedangkan keselamatan kerja berhubungan dengan pengguna dan perangkat komputer yang digunakan. Jika syarat-syarat Kesehatan dan Keselamatan Kerja dipenuhi maka kesehatan akan lebih terjamin, perangkat komputer akan lebih awet/tahan lama dan hasil yang dicapai akan lebih baik.
      Beberapa hal yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah sebagai berikut :
1. Mengatur Posisi Duduk
      Dalam terminologi komputer terdapat ilmu yang mempelajari bagaimana mengatur posisi duduk yang benar di depan komputer. Ilmu tersebut dinamakan Ergonik.
      Cara dan posisi duduk yang benar adalah sebaga berikut :
a. Posisi kaki jangan bersila dan usahakan kaki kiri agak maju, sedangkan kaki
     kanan agak di belakang. Kedua kaki jangan sejajar atau bengkok (lutut
     bersilangan) karena akan berakibat cepat pegal.
b. Posisi tangan diletakkan pada posisi pengetikan yang benar menurut sistem
     pengetikan yang benar (sistem 10 jari).
c. Posisi badan jangan membungkuk dan usahakan tegak dan relaks, jangan
     terlalu tegang karena dengan posisi tegang pinggang terasa tidak nyaman.
d. Usahakan pandangan mata tertuju pada naskah yang akan diketik. Jangan
     terus-terusan melihat ke monitor karena akan mengakibatkan mata cepat
     lelah,bahkan dapat mengganggu kesehatan mata.
 e. Usahakan Menggunakan kursi yang nyaman dipakai (ada sandaran punggung
      dan sandaran sikunya).
2. Mengatur Jarak Pandang Mata
Jarak Pandang mata ke layar monitor usahakan jangan terlalu jauh atau terlalu dekat karena menyebabkan mata menjadi cepat lelah. Pengaturan jarak pandang mata yang tepat akan membuat kita nyaman bekerja dan menjaga kesehatan mata. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan jarak pandangan mata ke layar monitor.
a. Usahakan letak monitor sejajar dengan pandangan mata.
b. Jangan terus-terusan melihat monitor, alihkan pandangan ke arah
     teks/naskah dan papan keyboard. Hal ini untuk mengurangi kelelahan mata
     dan timbulnya iritasi mata.
c. Atur jarak pandang antara mata dan monitor 46-47 cm.
d. Atur ketajaman (contrast) dan brightness (terang) monitor.
e. Atur jarak badan dengan monitor sekitar satu lengan.
f.  Atur Posisi monitor dan keyboard lurus dengan pandangan.
g. Hindari pencahayaan yang menyilaukan mata atau pencahayaan yang
     kurang terang.
Menurut pengamatan para ahli (Haider), berbagai efek negatif yang timbul dari para pengguna komputer, yaitu berdasarkan pengamatan simulatif, menunjukkan bahwa semakin lama orang bekerja di depan layar komputer akan mendapatkam miopi(rabun jauh) yang semakin besar. Umumnya sering terjadi keluhan pada mata, yakni iritasi dan ketegangan.
Ahli lain (sauter) berdasarkan analisis fotografik berpendapat bahwa yang mempengaruhi unjuk kerja seorang operator komputer dapat ditimbulkan oleh dua faktor, yaitu dari sudut penglihatan dan papan ketik. Sudut penglihatan berhubungan erat dengan beban pada leher, punggung, dan bahu. sedangkan papan ketik berhubungan erat dengan tekanan pada lengan dan tangan.
Posisi duduk berhubungan dengan meja dan kursi komputer yang digunakan, maka yang perlu diperhatikan adalah :
a.      Mengatur dan memilih meja komputer
          1. Meja dilengkapi dengan alat sandaran kaki (foot rest)
          2. Bagian bawah meja memberikan ruang gerak bebas bagi kaki.
          3. Tinggi meja komputer sekitar 55-75 cm (disesuaikan dengan ukuran
                kursinya dan juga dengan tinggi operatornya).
          4.  Tempat keyboard dan mouse pada meja mudah dijangkau.
          5.  Meja komputer stabil/tidak mudah bergoyang.
b.      Mengatur dan memilih kursi
          1. Kursi fleksibel yang dapat mengikuti lekuk punggung dan sandarannya
               serta tingginya dapat diatur.
          2. Tinggi kursi disesuaikan dengan kaki agar tidak menggantung pada saat
               duduk.
          3.  Kursi sebaiknya diberi roda sehingga mudah digerakkan.
Selain posisi duduk dan pandangan, hal yang tidak kalah penting dalam menjaga kesehatan dan keselamatan kerja adalah memilih jenis monitor yang baik. Monitor yang baik adalah monitor yang memiliki radiasi kecil dan membutuhkan daya listrik yang kecil. Jenis monitor LCD lebih baik dibandingkan jenis CRT. Karena monitor jenis LCD (Liquid Crystal Display) memiliki efek radiasi pancaran yang rendah dan tidak menimbulkan kelelahan pada mata. Selain itu menggunakan daya listrik yang lebih kecil dibandingkan dengan layar monitor jenis CRT. Namun harga monitor ini masih sangat mahal dibandingkan dengan monitor biasa (CRT). Seandainya kita menggunakan monitor jenis CRT sebaiknya menggunakan Screen Filter yang akan mengurangi radiasi yang ditimbulkan oleh monitor tersebut.
Ada beberapa aturan yang sebaiknya diperhatikan untuk menjaga keamanan dan keawetan perangkat TIK.
  1. Memberi system grounding : Ada kalanya kita merasakan setrum listrik pada body chasing atau monitor yang digunakan, hal ini dikarenakan masih ada sisa tegangan yang ada pada chasing dan body monitor. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya digunakan system grounding, yaitu menyalurkan sisa tegangan listrik ke tanah. Caranya : Buat aliran kabel dari body chasing/monitor ke tanah.
  2. Memilih power supply yang baik : Penyebab utama keawetan perangkat TIK adalah supply listrik yang stabil. Untuk itu dibutuhkan Power Supply yang baik.Walaupun harganya lebih mahal, penggunaan Power Supply atau Catu Daya yang stabil sangat dianjurkan karena akan berdampak bagi keawetan perangkat dan sistem komputer.
  3. Menggunakan stabilizer dan UPS : Fungsi stabilizer adalah menstabilkan tegangan listrik dari PLN. Ada kalanya listrik yang ada di perumahan kita mengalami kenaikan atau penurunan tegangan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada perangkat TIK. Untuk mengatasi hal ini digunakan stabilizer.
Selain itu adanya pemutusan arus listrik yang mendadak dari PLN atau tanpa kesengajaan Power Off tertekan, memungkinkan data yang telah kita susun menjadi hilang karena belum sempat menyimpannya. Untuk itu diperlukan UPS (Uninterruptable Power Supply). Dengan UPS, arus listrik masih dapat mengalir ke komputer kita untuk beberapa saat sehingga kesempatan untuk menyelamatkan data masih ada. Selain itu kerusakan perangkat TIK dapat diminamalisir.

Sumber kutipan: http://buzzzzz24.blogspot.co.id/2015/11/materi-kelas-7-k3-dalam-menggunakan.html

Sabtu, 27 Februari 2016

SOAL UJIAN PRAKTEK TIK KELAS 9 SMP NEGERI 4 CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BUATLAH BLOG diblogger....(www.blogger.com)
Alamat blog anda diberi nama lengkap siswa disambung kelas.blogspot.com
cotoh :(www.atesbudiarto9k.blogspot.com)
postinglah 1 artikel tentang materi TIK dengan ketentuan sebagai berikut:
1.  dibagian awal atau atas postingan diberi profil identitas diri meliputi:
      a. nama lengkap
      b. kelas Dan no absen
      c. berilah/ tampilkan pas foto diri (foto bebas sopan)
2.  materi bebas, boleh materi kelas 7, 8 atau 9
3.  jika materi di copas Dari internet mohon sertakan sumber kutipannya (alamat URL sumber kutipan)
4.  artikel yang telah diposting hasilnyadi screen shoot lalu diprint out
5.  hasil print out dikumpulkan saat jadwal ujian praktek TIK da menandatangi daftar hadir
6.  pengumpulan tugas tidak boleh diwakilkan
5.  waktu penggarapannya dimulai saat info ini diposting hingga tanggal jadwal ujian praktek TIK
6.  jika kurang paham dpt ditanyakan pada guru TIK di sekolah
7.selamat mengerjakan.

Jumat, 30 Oktober 2015

(CONTOH) PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING


TEKNIK KONSELING TRIADIK DALAM PENGEMBANGAN KENDALI DIRI SISWA KELAS X-9 SMA NEGERI 3 BANDUNG


LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
JAWA BARAT
2009


A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia anak dan remaja dari masa ke masa selalu menjadi fenomena yang menarik untuk diperbincangkan. Terdapat sederet masalah yang mengintai remaja saat ini, misalnya ancaman narkoba, seks bebas, kasus-kasus bunuh diri yang akhir-akhir ini sering diberitakan oleh media masa. Contoh konkret adalah anak berusia 13 tahun yang nekad gantung diri, karena tidak mampu membayar uang SPP, remaja usia 12 tahun mecoba gantung diri karena tidak mampu membayar biaya ekstrakurikuler sebesar Rp. 2.800, remaja putra usia 12 tahun ditemukan tewas di rumah orang tuanya, karena untuk memiliki televisi tidak terpenuhi, remaja usia 12 tahun ditemukan gantung diri di plafon dapur rumah kakaknya, ia diduga karena menahan kerinduan terhadap mendiang ibunya, serta sederet kasus lain yang mungkin tidak sempat diberitakan media masa (Republika, edisi Maret 2003).
Menurut Willis (2005: 56) permasalahan-permasalahan tersebut merupakan representasi dari rendahnya penyesuaian diri remaja terhadap lingkungan dan dirinya sendiri. Menyesuaikan diri terhadap diri sendiri merupakan istilah yang mudah diucapkan tetapi sulit dilakukan. Oleh karena itu, banyak orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri. Akibat tidak mampu menyesuaikan diri dapat dilihat dari konflik batin, hasrat mencapai suatu cita-cita tinggi tetapi kemampuan untuk mencapainya sangat kurang, akan menimbulkan kegelisahan yang mengakibatkan tidak dapat memusatkan perhatian, kurang bersemangat, gemetar, gagap, dan sebagainya. gejala-gelaja tersebut diawali oleh lemahnya kendali diri. Lebih lanjut Willis mengatakan bahwa kegagalan dalam penyesuaian diri dapat disebabkan oleh adanya peristiwa terdahulu yang pernah dialami seseorang. Jika individu pada masa kanak-kanak banyak mengalami rintangan hidup dan kegagalan, frustrasi (kekecewaan) dan konflik (pertentangan) akan mengalami kegagalan penyesuaian diri pada masa remaja. Sebaliknya, jika seorang banyak mendapat keberhasilan dan kebahagiaan pada masa kanak-kanak ia akan memandang positif dan optimis terhadap segala masalah baru yang dihadapi.
Salah satu permasalahan yang banyak terjadi dikalangan para siswa di SMA 3 Kota Bandung adalah ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi seperti cepat marah, mudah tersulut emosinya, dan terkadang terjadi pertemgkaran. Kondisi ini menggambarkan lemahnya kondisi kendali diri para siswa.
Bimbingan dan Konseling memiliki peranan penting dalam membantu menangani permasalahan siswa, salahtunya adalah permsalahan kendali diri. Penanganan masalah-masalah siswa yang berkaitan dengan kendali diri tersebut perlu mengubah atau memperbaiki pendekatan konseling yang selama ini berlangsung dengan mengubah yang bersifat pendekatan diadik (pendekatan langsung) dengan pendekatan triadik (melalui pendekatan perantara).
Berdasarkan permsalahan yang berkembang di atas, maka penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini memfokuskan pada upaya penerapan teknik konseling triadik dalam pengembangan kendali diri siswa kelas x-9 SMA Negeri 3 Bandung.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini :
  1. Bagaimanakah gambaran kendali diri siswa sebelum penggunaan teknik konseling triadik?
  2. Bagaimanakah gambaran kendali diri siswa setelah penggunaan teknik konseling triadik?
  3. Adakah perbedaan antara gambaran kendali diri siswa sebelum penggunaan teknik konseling triadik dan gambaran kendali diri siswa setelah penggunaan teknik konseling triadik?
C.    Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
  1. Memperoleh gambaran kendali diri siswa sebelum penggunaan pendekatan teknik konseling triadik.
  2. Memperoleh gambaran kendali diri siswa sesudah pendekatan teknik konseling triadik.
  3. Memperoleh gambaran tentang perubahan kendali diri siswa setelah penggunaan pendekatan teknik konseling triadik.

D.    Manfaat Penelitian
            Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah:
  1. Secara teoritis dapat mempertegas manfaat penggunaan konseling triadik dalam membantu pengembangan kendali diri siswa.
  2. Secara praktis dapat membantu guru bimbingan dan konseling memperkaya pengalaman dalam melaksanakan perlakuan konseling terhadap siswa-siswa bermasalah.

E.     Kajian Pustaka
  1. Pengertian Kendali Diri
            Calhoun dan Acocella (terjemahan Satmoko, 1995:130) berpendapat bahwa kendali diri (self-control) adalah pengaruh seseorang terhadap fisiknya, tingkah laku dan proses-proses psikologisnya serta peraturan tentang fisiknya, tingkah laku dan proses-proses psikologisnya. Dengan kata lain, kendali diri adalah sekelompok proses yang mengikat dirinya. Oleh karena itu, dalam aktivitas sehari-hari individu menggunakan kendali dirinya dalam berperilaku. Hal ini selaras dengan Gangey (1981:117) yang berpendapat bahwa kendali diri adalah kendali yang digunakan individu dalam mengarahkan perilakunya.
            Senada dengan yang diungkapkan oleh Mischel (Pervin, 1984:410) bahwa kendali diri mengarah pada kekuatan individu untuk mengatur atau mengendalikan tindakannya, ‘menghadapi situasi terkendali.’ Sukartini (2003:77) mendefinisikan kendali diri sebagai upaya siswa untuk mengatur diri dalam berpikir dan bertindak berdasarkan keyakinannya bahwa segala yang terjadi atas dirinya merupakan akibat tindakannya. Dengan kata lain, dalam kendali diri terdapat usaha untuk dapat mengendalikan hal-hal yang terdapat dalam diri individu.
            Berdasarkan definisi tersebut, kendali diri merupakan kemampuan individu dalam mempengaruhi diri terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami dan konsekuensi-konsekuensi yang diterima serta mengarahkan perilakunya dalam menghadapi situasi sebagai konsekuensi dari tindakannya.

  1. Ciri-ciri Kendali Diri
            Menurut Logue (1995:24) orang yang mampu mengendalikan diri adalah orang yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Memegang teguh tugas yang berulang meskipun berhadapan dengan berbagai gangguan.
b.      Mengubah perilakunya sendiri sesuai dengan norma yang ada.
c.       Tidak menunjuk perilaku yang dipengaruhi kemarahan.
d.      Bersikap toleran terhadap stimulus yang berlawanan.
            Sedangkan menurut Sukartini (2003:77-78) terdapat beberapa aspek dari kendali diri, meliputi:
a.       Penguasaan situasi, yaitu kemampuan memikirkan cara-cara menguasai dan mengendalikan situasi sekitarnya yang berkaitan dengan peraturan sekolah.
b.      Motivasi bertindak, yaitu kemampuan memilih tindakan untuk mengatasi masalah seputar peraturan sekolah.
c.       Kesediaan menerima resiko, yaitu kesanggupan menerima resiko atas tindakan yang dilakukan.

  1. Perkembangan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kendali Diri
            Kendali diri akan terus berkembang sejalan dengan pertambahan usia. Anak-anak cenderung menunjukkan perilaku impulsive, dan remaja menunjukkan lebih mampu mengendalikan diri (Logue, 1995:15). Selanjutnya Logue mengemukakan bahwa individu melakukan kendali diri berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran. Pada perkembangan awal, perilaku anak dikendalikan oleh agen eksternal, seperti orang tua, kakak atau guru yang menetapkan standar penilaian dan menunjukkan akibat untuk setiap penampilan perilaku. Standar akan berbeda untuk setiap perilaku. Hadiah ditunjukkan ketika anak mampu mencapai standar yang ditetapkan, sedangkan hukuman diberikan jika anak menyimpang dari standar yang ditetapkan.
            Sejalan bertambahnya usia, individu belajar mengendalikan dirinya sendiri. Pola penguatan dan hukuman, berkembang setelah menerima berbagai dukungan. Menurut Bandura (Dahar, 1996:30-31) manusia mengamati perilakunya sendiri, mempertimbangkan (judge) perilaku itu terhadap kriteria yang disusunnya sendiri, dan kemudian memberi penguatan (reinforcement) berupa hadiah atau hukuman pada dirinya sendiri.
            Teori belajar sosial mengungkapkan bahwa sebagian besar kriteria yang dimiliki individu untuk penampilan perilakunya dapat dipelajari dari model-model dalam dunia sosial individu. Respon-respon kognitif individu terhadap perilakunya mengarahkan individu untuk mengatur perilakunya sendiri. Dengan memberi hadiah atau hukuman diri, individu dapat mengendalikan perilakunya secara positif.
            Individu dapat menilai perilakunya sendiri dengan cara melihat bagaimana orang lain menilai perilakunya. Individu dapat belajar dari model dengan cara mengamati perilaku orang lain dan konsekuensi-konsekuensinya. Individu dalam menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan, dipengaruhi oleh dorongan naluriah, orang lain dan peristiwa-peristiwa masa lalu (Nurwanti, 2004:20).
            Melalui penelitian awal diperoleh gambaran atau informasi ditemukannya beberapa siswa yang menunjukkan gangguan dalam penyesuaian dirinya. 

F.     Rencana dan Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research). Metode ini dipilih untuk meningkatkan kendali diri siswa melalui pendekatan konseling triadik. Metode ini sesuai dengan pendapat Ortrun Zuber Skerritt dalam bukunya New Direction in Action Research (1996:3) yang berpendapat bahwa “metode penelitian yang tepat untuk mengembangkan bidang pendidikan adalah penelitian tindakan”.
            Sifat penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian konseling kolaboratif (triadik). Peneliti bekerja sama dengan orang tua, teman siswa, guru mata pelajaran untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program bimbingan.  
  1. Subjek dan waktu penelitian sebagai berikut:
a.       Subjek penelitian ini mengamati siswa kelas X-9 SMA Negeri 3 Bandung tahuan ajaran 2006/2007.
b.      Waktu dan lamanya tindakan: lima (5) bulan mulai bulan September 2006 sampai bulan Januari 2007.
c.       Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua (2) siklus, siklus 1 dilaksanakan dalam 2 minggu dengan frekuensi 2 kali pertemuan dan siklus 2 dilaksanakan berdasarkan refleksi terhadap siklus 1. siklus ini dilaksanakan dalam 2 minggu dengan frekuensi 2 kali pertemuan. Setelah siklus 2 selesai direfleksi kembali. Selanjutnya hasil penelitian dilaporkan.

  1. Perencanaan Tindakan
      Konseling ini akan dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
    1. Layanan informasi
    2. Memberikan arahan
    3. Menentukan tindakan
    4. Melaksanakan tindakan
    5. Evaluasi
    6. Refleksi
Siklus 1
Untuk mendapatkan permasalahan dikumpulkan data mengenai kendali diri dengan menyebarkan instrumen. Lalu diolah dan ditafsirkan untuk memperoleh gambaran kendali diri siswa setelah memperoleh gambaran direncanakanlah urutan tindakan yang mungkin dapat dilakukan secara rasional.
Tahap berikutnya dilakukan tindakan sesuai dengan urutan prioritas dan setelah itu subjek diamati untuk memperoleh gambaran tentang kekurangan dari pelaksanaan tindakan kemudian kekurangan dari pelaksanaan tindakan. Selanjutnya dikumpulkan data sebagai bahan refleksi 1 yang memungkinkan munculnya permasalahan baru.

Siklus 2
Pada siklus 2 dilaksanakan atas dasar bahan refleksi 1. Kalau masih ada permasalahan baru yang muncul maka dibuatkan perencanaan tindakan ke-2, lalu pelaksanaan tindakan ke-2. setelah itu, diamati, direfleksi dan dievaluasi apakah sudah ada perubahan kea rah perbaikan atau belum. Jika tidak memerlukan perbaikan berarti siklus sudah selesai dilaksanakan dan hasil tindakan sudah dilakukan siswa.

Refleksi dan Evaluasi
Refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengingat kembali apa yang sudah dilakukan. Untuk kepentingan evaluasi dilaksanakan assessment tentang kendali diri dalam bentuk angket pilihan tertutup. Adapun sistem penyekorannya adalah sebagai berikut: jawaban yang sesuai diberi skor 1 dan jawaban yang tidak sesuai diberi skor 0.

Indikator Keberhasilan
Indiktor keberhasilan dari pendekatan konseling triadic ini adalah peningkatan kendali diri siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada siklus penelitian berikut pada halaman berikut ini.

  1. Instrumen Pengumpul Data
            Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan data yang akan diungkap dalam penelitian, yaitu:
a.       Angket kendali diri siswa (terlampir pada lampiran 1)
b.      Pedoman wawancara terhadap orang tua
c.       Studi dokumentasi

G.    Jadwal Penelitian
NO
Rencana Kegiatan
SEPT
OKT
NOV
DES
JAN
Minggu ke-
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
1.
Penyerahan proposal

x













2.
Tindakan 1 & refleksi



x
x










3.
Tindakan 2 & refleksi





x
x








5.
Penyusunan laporan







x
x






6.
Seminar









x





7.
Penyempurnaan laporan









x





8.
Penyerahan laporan










x
Lap



9.
Penulisan artikel











JKT
x
x


Penyerahan artikel














x

H.    Personalia Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh :
........................................................................................................................................................................................................................................................................
I.       Biaya Penelitian
No.
Uraian Kegiatan
Jumlah
1.
Pengadaan ATK
Rp. 180.000,-
2.
Proposal Penelitian
Rp. 200.000,-
3.
Penyusunan Instrumen Penelitian
Rp. 150.000,-
4.
Perencanaan Teknis Pelaksanaan PTKBK
Rp. 150.000,-
5.
Dokumentasi Penelitian
Rp. 100.000,-
6.
Analisis Data
Rp. 100.000,-
7.
Konsumsi/Snack 4 x @ Rp. 20.000,-
Rp. 80.000,-
8.
Transportasi untuk Observer dan Peneliti
Rp. 240.000,-
9.
Penyusunan Laporan
Rp. 200.000,-
10.
Penggandaan Laporan
Rp. 200.000,-
11.
Honorarium Peneliti
Rp. 400.000,-

J.      Daftar Pustaka
Calhoun, J.F. dan Acocella, J.R. Alih bahasa oleh RS. Satmoko. (1995). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Dahar, Ratna W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Logue, Alexandra W. (1995). Self-Control Waiting unti Tomorrow for What You Want Today. New Jersey: Prentice Hall.

Pervin, L.A. (1984). Personality: Theory and Research. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Sukartini, Sri Patmah. (2003). Model Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengembangkan Dimensi Kendali Pribadi yang Tegar. Disertasi Doktor pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Willis, Sofyan S. (2005). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN
PENGUNGKAP KENDALI DIRI SISWA

Aspek
Indikator
Sub. Indikator
No. Butir Pernyataan
+
-
Penguasaan situasi
Berpikir positif
Dapat memikirkan manfaat
1, 2
21

Dapat menguasai perasaan
Dapat menguasai perasaan marah
3
22, 23

Dapat menguasai perasaan bahagia
4
24

Dapat menguasai cemas
5
25

Dapat mengatasi masalah
Dapat menganalisis masalah
6
26

Dapat memilih cara penyelesaian masalah
7, 8
27

Dapat mencari penyebab masalah
9
28

Mendahulukan pekerjaan yang lebih penting
Masalah belajar
10, 11
29, 30

Masalah di luar belajar
12
31

Motivasi bertindak
Dapat memusatkan perilaku pada tujuan
Dapat menetapkan tujuan
13
32

Dapat mencapai tujuan
14
33

Dapat merencanakan masa depan
Memiliki cita-cita
15
34, 35

Dapat memilih cara mencapai cita-cita
16
36

Tidak terpengaruh hal-hal negatif dari lingkungan
Penolakan terhadap pengaruh negatif dari teman sekolah
17
37, 38

Kesediaan menerima resiko
Bertanggung jawab terhadap perilaku
Bersedia menanggung akibat jika melakukan kesalahan
18
39

Memberi hadiah terhadap diri sendiri setelah mencapai tujuan
19, 20
40

20
20
40